Sunday 26 February 2012

Hakikat Kerja

BAB II
HAKIKAT KERJA
 Pengertian Psikologi
Didalam memilih pekerjaan, apakah di kantor – kantor pemerintahan atau di perusahaan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan. Di Indonesia pada umumnya sering terjadi di dalam memilih pekerjaan, pertimbangan – pertimbangan tersebut diabaikan karena kurang mengerti peranan factor – factor tersebut bagi kepuasan kerja. Mungkin juga terpaksa diabaikan karena factor situasi yang memaksa, misalnya karena sulit mencari pekerjaan sehingga terpaksa menerima pekerjaan dengan kondisi apa saja.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa tujuan bekerja itu hanyalah untuk mencari uang, sehingga semakin besar gaji yang diberikan semakin tertariklah orang pada pekerjaan itu. Hal ini karena kebutuhan manusia akan makan, minim, pakaian, dan perumahan akan terpenuhi bila seseorang memiliki uang, sehingga sebagian orang beranggapan bahwa uang adalah segala –galanya, bila kita memiliki uang maka apa saja bisa kita miliki.
Tetapi dari hasil penyelidikan psikolog di perusahaan, ternyata bila gaji sudah mencukupi secara sederhana, maka gaji bukanlah factor utama yang di kejar orang di dalam bekerja. Orang lebih berkecenderungan untuk memikirkan tipe pekerjaan, status social pekerjaan dan kesempatan untuk maju walaupun gajinya rendah.
Berdasarkan penyelidikan di Negara – Negara barat, ternyata gaji menduduki urutan ketiga sebagai factor yang merangsang orang untuk bekerja. Sedangkan factor yang paling utama didalam memotivisir orang bekerja adalah rasa aman dankesempatan untuk naik pangkat dalam pekerjaannya. Kebutuhan akan rasa aman meerupakan factor utama dalam dir seseorang. Kadang – kadang bila rasa aman sudah kurang , timbullah reaksi – reaksi yang bersifat jasmaniah seperti pusing kepala, demam, sakit perut, atau keadaan psikomatis lainnya. Rasa aman dalam bekerja akan kita peroleh apabila kita yakin bahwa pekerjaan kita terus ada. Oleh karena itu dalam memilih pekerjaan, kemungkinan – kemungkinan kelanggengan perusahaan perlu di pikirkan.
Kondisi tempat dimana kita bekerja juga merupakan factor yang sangat besar pengaruhnya terhadap semangat bekerja. Kondisi tempat kerja memungkinkan bahaya – bahaya, seperti debu – debu roda – roda mesin berputar, biasanya membuat semangat kerja menjadi rendah. Factor lain yang mempengaruhi sikap positif terhadap pekerjaan adalah orang – orang yang ada di lingkungan kerja kita.
Manusia memiliki sifat dinamis, ia selalu ingin mendapatkan sesuatu yang lebih tinggi derajatnya. Di dalam bekerja keadaa seperti ini juga selalu terjadi, kita tidak puas bila menjadi bawahan, suatu ketika kita ingin menjadi atasan, dengan kata lain naik pangkat. Dari penyelidikan psikolog – psikolog di perusahaan, ternyata kepuasan kerja akan rendah bila karyawannya tidak pernah naik pangkat. Akibatnya karyawan merasa dirinya tidak maju dibidang kariernya. Tentu saja karyawan yang seperti ini akan rendah semangat kerjanya. Itulah sebabnya mengapa kita harus memikirkan kemungkinan naik pangkat di dalam bekerja.

 Taktik Mencari Kerja
Kebanyakan pemuda yang menempuh latihan di Balai Latihan Kerja atau yang mendapat ijazah keterampilan ternyata belum mendapat kerja. Salah satu sebabnya ialah karena kurangnya motivasi dari pemuda tersebut. Selain itu, disebabkan oleh taktik merka dalam mencari kerja terlalu sederhana. Dalam dunia yang persaingannya semakin keras, cara – cara demikian boleh – boleh saja dilakukan oleh mereka yang mempunyai keterampilan khudud dengan pengalaman yang meyakinkan tetapi kalau tidak mempunyai keterampilan yang khusus, cara mencari pekerjaan haruslah lebih kreatif dan perlu ada “seni-nya”.

 Nepotisme
System nepotisme ini masuk dalam induk system kepegawaian : “ Patronage System “ atau system kawan. Dalam system kawan ini dibedakan lagi menjadi dua, yaitu Spoil system (bersifat politis) dan Nepotisme (bersifat non politis).

 Kerja
Arti Kerja
Pada diri manusia terdapat kebutuhan – kebutuhan yang pada saatnya membentuk tujuan – tujuan yang hendak dicapai dan di penuhinya. Demi mencapai tujuan – tujuan itu, orang terdorong melakukan suatu aktivitas yang disebut kerja. Tetapi tidak semua aktivitas disebut kerja, menurut Dr. Franz Von Magnis pekerjaan adalah kegiatan yang di rencanakan sedangkan menurut Hegel adalah kesadran manusia.

Sikap Kerja
Bekerja adalah hakikat kehidupan manusia. Selama manusia hidup, dia harus bekerja. Dengan keyakinan tersebut, kita mempunyai kekuatan baru dan tidak perlu merasa lelah, akan tetapi juga mempunyai optimism dan kepastian akan memperoleh hasil yang diharapkan.



 Etos kerja
Adalah suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja. Kalau pandangan dan sikap itu, melihat kerja sebagai suatu hal yang luhur untuk eksistensi manusia, maka etos kerja itu akan tinggi. Sebaliknya kalau melihat kerja ssebagai suatu hal yang tak berarti untuk kehidupan manusia, apalagi kalau sama sekali tidak ada pandangan dan sikap terhadap kerja, maka etos kerja itu dengan sendirinya rendah.untuk itu dalam menimbulkan pandangan dan sikap kerja yang menghargai kerja sebagai sesuatu yang luhur maka di perlukan dorongan atau motivasi.

 Mitos Kerja
Kerja mempunyai makna sejauh menghasilkan sesuatu. Akibatnya kerjanya sendiri tidak bernilai positif. Kerja dirasakan sebagai kewajiban bawaan yang tidak dapat dipungkiri lagi.

 Motivasi Kerja
Adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh karena itu, motivasi kerja dalam psikologi karya biasa disebut pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya.

 Keselamatan Kerja
Ada kebutuhan lain di samping kebutuhan yang bersifat material, yakni kebutuhan psikologis. Entah berapa banyak pekerja yang tidak dapat diharapkan produktivitas kerjanya atau atau justru kurang terjamin keselamatannya, hanya karena bidang pekerjaan yang ditekuni sama sekali tidak disukainya. Ketidak cocokan antara keinginan dan kenyataan serinngkali disebabkan oleh lowongan yang ada kebetulan kurang sesuai dengan minat atau keinginannya.













BAB III
DISIPLIN, EFESIENSI, EFEKTIVITAS dan PRODUKTIFITAS KERJA
A.Pengertian disiplin dan efesiensi kerja
Disiplin dalam KBBI susunan W.J.S.Poerwadarminta adalah :
1. latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib.
2. Ketaatan pada aturan dan tertib.
Jadi disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib.
Disamping meningkatkan kesadaran berdisiplin, juga kesadaran untuk terus meningkatkan keahliannya, sehingga akan tercapai tingkat efesiensi dan prestasi kerja yang maksimal.
Bebrapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang bekerjasecaraa efesien atau tidak adalah tergantung pada diri pribadi pekerja, organisasi tempat kerja dan perlengkapan kerja.
Prof.Dardji Darmodihardjo menjelaskan tentang lingkungan bekerja dengan 5k yaitu :
Keamanan
Kebersihan
Ketertiban
Keindahan, dan
Kekeluargaan.
Sedangkan menurut Ismail Saleh,SH dengan 4k yaitu :
Keterpaduan
Kebersamaan
Keterbukaan
Keakraban.
B .produktifitas kerja
Produktifitas adalah menghasilkan lebih banyak , dan berkualitas lebih baik, dengan usaha yang sama.
Ada 3 tahapan mendasar dalam menerpkan teknik modiikasi prilaku pada suatu lingkungan kerja agar produktifitas karyawan meningakat yaitu :
1. Pengukuran atas setiap keluaran bagian yang menghasilkan keuntuungan ekonommis tinggi.
2. Pengadaan suatu sistem umpan balik yang efektif sehingga baik penyelia maupun karyawan mengetahuisecara pasti apa yang kiranya perlu dikerjakan dan apa pula yang sedang dikerjakannya.
3. Pemberian peneguhan positif ( positif reinforcement ) bila terjadi perbaikan prestasi karyawan.
C.faktor – faktoor yang mempengaruhi produktifitas kerja
1. Pekerjaan yang menarik
2. Upah yang baik
3. Keamanan dan perlindungandalam pekerjaan
4. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan
5. Lingkungan atau suasana kerja yang baik
6. Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan deperkembangan perusahaan.
7. Merasa terllibat dalam kegiatan – kegiatan organisasi
8. Pengertian dan simpati atas persoalan – persoalan pribadi
9. Kesetiaan pemimpin pada diri si pekerja.
10. Disiplin kerja yang keras.
D.Flextime ( flexible Time)
Flextime merupakan suatu sistem kerja yang memu ngkinkan para karyawan bekerja pada saat yang mereka inginkan.
Flextime menguntungkan berbagai pihak, baik pimpinan perusahaan, staf karyawan maupun khalayak ramai dan hasilnya semangat kerja meningkat, produktifitas naik,lembur dan kebiasaan membolos kurang , serta timbul usaha kerja sama yang lebih baik dalam perusahaan. Lihat Artikel Asli di http://tomat1610.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Berikan Komentar Anda Agar Menjadi Lebih Baik