PERADABAN ISLAM PADA MASA
DAULAH BANI ABBASIYAH
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Peradaban Islam Pada Masa
Daulah Bani Abbasiyah” dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan
inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis
sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas
kami, serta pada anggota tim kelompok 1 yang selalu kompak dan konsisten
dalam penyelesaian tugas ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
Sejarah Kebudayaan Islam dan dipresentasikan dalam pembelajaran di
kelas. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai 3 sub pokok yaitu:
Kemunculan daulah Abbasiyah, Masa kejayaan daulah Abbasiyah dan
runtuhnya daulah Abbasiyah. Makalah ini dianjurkan untuk dibaca oleh
semua mahasiswa pada umumnya sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman
sejarah kebudayaan islam di masa lampau.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim
penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading
yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan
hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan
dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.
Yogyakarta, 17 November 2007
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PEMBAHASAN
- Kelahiran Daulah Abbasiyah
- Kejayaan Daulah Abbasiyah
- Runtuhnya Daulah Abbasiyah
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah
tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap
insan di masa mendatang. Hal ini berlaku pula bagi kita para mahasiswa
UIN Sunan Kalijaga untuk tidak hanya sekedar paham sains tapi juga paham
akan sejarah kebudayaan islam di masa lalu untuk menganalisa dan
mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Seperti yang
kita ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka
berganti pula sistem pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa
daulah, dan dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah
Abbasiyah.
Dengan
segala keterbatasan tim penulis, maka dalam makalah ini tidak akan
dijabarkan satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas inti dari masa
daulah Abbasiyah pada waktu itu, yaitu mengenai sub pokok bahasan
seperti yang telah tertuang dalam kata pengantar, meliputi:
- Bagaimana kemunculan daulah Abbasiyah, dimana akan diuraikan bagaimana peralihan dari masa daulah Umayyah ke masa daulah.
- Masa kejayaaan daulah Abbasiyah, yaitu membahas mengenai pada masa khalifah siapakah masa kejayaan itu terjadi dan prestasi apa saja yang pernah diraih.
- Runtuhnya daulah Abbasiyah, yaitu menjelaskan sebab-sebab mengapa daulah umayyah runtuh.
Demikianlah
sedikit gambaran mengenai isi makalah ini yang tim penulis buat dengan
metode literatur kaji pustaka terhadap buku-buku yang berhubungan dengan
tema makalah yang kami buat.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan
tumbangnya daulah Bani Umayyah maka keberadaan Daulah Bani Abbasiyah
mendapatkan tempat penerangan dalam masa kekhalifahan Islam saat itu,
dimana daulah Abbasiyah in sebelumnya telah menyusun dan menata kekuatan
yang begitu rapid an terencana. Dan dalam makalah ini akan diurakan
sesikit menganaiberdirinya masa kekhalifahan Abbasiyah, masa kejayaan
dan prestasi apa saja yang pernah diraih serta apa saja penyebab
runtuhnya daulah Abbasiyah.
A. Kelahiran Daulah Abbasiyah
- Pemerintahan As-Saffah
Khalifah
abbasiyah yang pertama adalah Abu Abbas, dialah yang diberi kepercayaan
kepada pamannya Abdullah dalam perang melawan Marwan II, khalifah
terakhir Bani Umayyah. Hingga akhir khalifah Abbas memberi kepercayaan
kepada SalihBin Ali untuk membunuhMarwan, yang kemudian kepala marwan
dikirim ke khalifah Abbas.
Saffah
kemudian dipindah ke Anbar, dia menggunakan sebagian besar dari masa
pemerintahannya untuk memeragi pemimpin-pemimpin arab yang membantu
Umayyah. Dia mengusir mereka kecuali Abdurrahman yang tidak berapa lama
kemudian mendirikan dinasti Umayyah di Spayol. Saffah juga memutuskan
untuk menghabisi nyawa beberapa orang pembantu bani Umayyah. Ia membunuh
Abu Salama, dikenal sebagai menteri (Wadi’) dari keluarga Nabi
Muhammad, seperti halnya dia membunuh Abu Hubayra, salahsatu dari
pemimpin bani Umayyah zaman Marwan II setelah memberi kebebasan
kepadanya.
Kekhalifahan Saffah bertahan selama 4 tahun sembulan bulan. Dia wafat pada tahun 136 H di Anbar, satu kota yang telah dijadikan sebagai tmpat kedudukan pemerinyahannya.
- Sistem Kekhalifahan Abbasiyah
Khalifah
Abbasiyah kedua mengambil gelar Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar
pemerintahan Abbasiyah. Di bawah Abbasiyah, kekhalifahan berkembang
sebagai system politik. Dinasti ini muncul dengan bantuan orang-orang Persia
yang merasa bosan terhadap bani Umayyah di dalam masalah sosial ddan
pilitik diskriminas. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang memakai
gelar”Imam” pemimpinmasyarakat muslim untuk menekankan artikeagamaan
kekhalifahan. Abbasiyah mencontoh tradisi Umayyahdi dalam
mengumumkanlebih dari satu putra mahkota raja.
Mansur dianggap sebagaipendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibukota DinastiAbbasiyah danmerupakan pusat perdaganganserta kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap sebagai kota
terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan
kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai
masa kejayaan.
B. Kejayaan Daulah Abbasiyah
1. Gerakan penerjemahan
Meski
kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk
menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan
Persia ke dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para
ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam
berbagai ilmu terutama filasafat dan kedokteran. Sedangkan perburuan
manuskrip di daerah timur seperti Persia adalah terutama dalam bidang tata Negara dan sastra.
Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad.
Pada awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalambidang
astrologi, kimia dan kedokteran. Kemudiannaskah-naskahfilsafat karya
Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya
yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu pramatis seperti kedokteran.
Naskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya
berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena
bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal bahasa,arab sendiri
perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.
- Baitul hikmah
Baitul hikmah merupakan perpustakaan yangberfungsi sebagai pusat pengembagan ilmu pengetahuan.
- Pada masa harun ar-rasyid
Institusi ini bernama Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian.
- Pada masa al-ma’mun
Lembaga
ini dikembangkan sejak tahun 815 M dan diubah namanya menjadi Bait
al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebihmaju yaitu
sebagaitempatpenyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia,
Bizantium, dan bahkan dariEthiopia danIndia. Direktur perpustakaannya
seorang nasionalis Persia
dan ahli pahlewi, Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga
ini sebagai perpustakaan juga sebagai pusat kegiatan study dan riset
astronomi dan matematika.
2. Dalam bidang filasafat
Pada
masa ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas
seperti logika, geometri, astronomi, dan musik yang dipergunakan untuk
menjelaskan pemikiran abstrak, garis dan gambar, gerak dan su ibn Ishaq
al-Kinemasa abbasiyah seperti Ya’kub ibn Ishaq al-Kinl-Farabi,Ibn Bajah,
Ibnu Tufaildan Ibn Rushd menjelaskan pemikiran-pemikirannya dengan
menggunakan contoh, metamor, analogi, dan gambaranimajinatif.
3. Dalam bidang hukum Islam
Karya
pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122
H/740 M)yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakimagung yang
pertama adalah Abu Hanifah (w.150/767).meskidiangap sebagai pendiri
madzhab hanafi,karya-karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua
bukunya yang berjudul Fiqh alAkbar (terutama berisi artikel tentang
keyakinan) dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya
terselamatkankarena ditulis oleh para muridnya.
4. Perkembangan Ekonomi
Ekonomi
imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai
macamindustri sepertikain linen di mesir, sutra darisyiria dan irak,
kertas dari samarkand, serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain.
Karena
industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat
dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak.
Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Perdagangan
dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara
bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga
mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan erdagangan antara
keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.
5. Dalam bidang Peradaban
Masa
Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah
Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan
dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban
sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di
dunai Islam. Para
ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik agama
maupun non agama juga muncul pada masa ini. Pesatnya perkembangan
peradaban juga didukung oleh kemajua ekonomi imperium yang menjadi
penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik
terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan
peradaban Islam
C. Runtuhnya Daulah Abbasiyah
Sebab –sebab keruntuhan daulah Abbasyiah
- Keruntuhan dari segi internal ( dari dalam )
Ø Mayoritas
kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan
melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
Ø Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukuan.
Ø Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
Ø Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah kepada mereka sangat tinggi.
Ø Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.
Ø Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
- Keruntuhan dari segi eksternal (dari luar )
Ø Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.
Ø Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang menghancrkan Baghdad.
Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menanndai berakhirnya kerajaan
Abbasyiah dan muncul: Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di
Turki, dan Kerajaan Mughal di India.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinamakan
khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasanya adalah
keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti ini didirikan oleh
Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas.
Pada
periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai masa
keemasannya.Secara politis, khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan
merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain,
kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga
berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu
pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir pemerintahan
Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik meskipun filsafat dan
ilmu ilmu pengetahuan terus berkembang.
Pada mulanya ibu kota
negera adalah al-Hasyimiyah dekat kufah. Namun untuk lebih memantapkan
dan menjaga setabilitas Negara al-Mansyur memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad.
Dengan demikian pusat pemerintahan dinasti Abasiyah berada di tengah-tengah bangsa Persia.
Al-Mansyur melakukan konsolidasi dan penertiban pemerintahannya. Dia
mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga
eksekutif dan yudikatif. Dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat
Wazir sebagai koordinator departemen, dia juga menbentuk protokol
Negara, sekertaris, dan kepolisian Negara disamping membenahi angkatan
bersenjata. Jawatan pos yang sudah ada ditingkatkan peranannya dari
mengatar surat sampai menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar.
Puncak
perkembangan dinasti Abbasiyah tidak seluruhnya berawal dari
kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah sendiri. Sebagian diantaranya sudah
dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya
di awal Islam, lembaga pendidikan sudah mulai berkembang. Namun
lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Bani Abas
dengan berdirinya perpustakaan dan akademi.
Tokoh-tokoh
terkenal dalam bidang filsafat antara lain al-Farabi, Ibnu Sina, dan
Ibnu Rusyd. Al-Farabi menulis buku tentang filsafat, logika, jiwa,
kenegaraan, etika, dan interpretasi terhadap filsafat Aristoteles. Ibnu
Sina juga banyak mengarang buku tentang filsafat diantaranya adalah
As-Syifa'.
B. Saran
Dari
penjelasan di atas kita sebagai umat Islam dapat mengambil pelajaran.
Sebuah sistem yang teratur akan menghasilkan pencapaian tujuan yang
maksimal, seperti kisah pendirian dinasti Abbasiyah. Mereka bisa
mendirikan dinasti di dalam sebuah negara yang dikuasai suatu dinasti
yang menomorduakan mereka. Selain itu dari sejarah kekuasaan dinasti
Abbasiyah ini kita juga bisa mengambil manfaat yang bisa kita rasakan
sampai saat ini, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan. Seharusnya kita
yang hidup pada zaman modern bisa meneruskan perjuangan para ilmuwan
zaman daulah Abbasiyah dahulu.
Sebaliknya,
kita juga dapat belajar dari kekurangan-kekurangan yang ada pada
dinasti besar ini agar tidak sampai terjadi pada diri kita dan anak cucu
kita. Mereka telah dibutakan oleh kekuasaan, sehingga mereka tega
membantai hampir seluruh keluarga dinasti Umayyah yang notabene adalah
sesama umat Islam. Selain itu kecerobohan yang terjadi pada masa dinasti
Umayyah terulang lagi pada masa dinasti Abbasiyah yang menyebabkan
runtuhnya kekuasaan dinasti Abbasiyah. Kebiasaan penguasa berfoya-foya
menyebabkan runtuhnya kekuasaan yang telah susah payah mereka dirikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hassan, Hassan Ibrahim.1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta.
Syalabi, A. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna.
No comments:
Post a Comment
Berikan Komentar Anda Agar Menjadi Lebih Baik