Zat-zat gizi penting yang
dibutuhkan ibu selama hamil sebesar 2500 kalori per hari, terdiri dari:
1. Karbohidrat (energi)
Karbohidrat merupakan zat gizi
sumber energi utama dalam susunan menu sebagian besar masyarakat Indonesia.
Pada umumnya kandungan karbohidrat ini berkisar 60-70% dari total konsumsi
energi. Kebutuhan energi bagi ibu hamil adalah 300 sampai 500 kkal lebih banyak
dari masa sebelum hamil. Energi tambahan ini untuk memenuhi metabolisme basal
yang meningkat, aktivitas fisik yang semakin boros energi dan penimbunan lemak
untuk cadangan energi. Kebutuhan kurang lebih 1292 kalori atau sama dengan 323
gr karbohidrat setara 5 piring nasi (Wahyuni, 2008).
Kebutuhan energi pada trimester I
meningkat secara minimal. Energi tambahan pada trimester II diperlukan untuk
pemekaran jaringan ibu, penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan
payudara, serta penumpukan lemak. Pada trimester III, energi tambahan digunakan
untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Karena banyaknya perbedaan kebutuhan
energi selama hamil, WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari
pada trimester I dan 350 kkal selama trimester II dan III. (Arisman, 2004).
2. Protein
Protein merupakan komponen
terbesar yang terdapat di dalam tubuh setelah air. Protein sebagai zat
pembangun atau pembentuk jaringan baru. Kekurangan asupan protein dapat
menghambat pertumbuhan janin (Wahyuni, 2008).
Dibutuhkan lebih banyak protein
selama kehamilan dibandingkan saat tidak hamil. Hal ini dikarenakan protein
diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Ibu hamil membutuhkan sekitar
75 gram protein setiap harinya, lebih banyak 25 gram dibandingkan wanita yang
tidak hamil (Sophia, 2009). Sedangkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V
menganjurkan penambahan protein 12 gram per hari (Arisman, 2004).
Mengkonsumsi makanan berprotein
merupakan cara yang efektif untuk menambah kalori sekaligus memenuhi kebutuhan
protein. Produk hewani seperti daging, ikan, telur, susu, keju, dan hasil laut
merupakan sumber protein. Selain itu protein juga bisa didapat dari
tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tempe, tahu, oncom, dan
lainnya (Sophia, 2009).
3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi
terbesar dalam tubuh. Berfungsi sebagai cadangan energi tubuh bagi ibu saat
melahirkan, pelarut vitamin A, D, E, K dan asam lemak. Asam lemak omega 3 dan 6
juga diperlukan untuk perkembangan sistem syaraf, fungsi penglihatan dan
pertumbuhan otak bayi juga sebagai bantalan bagi organ-organ tertentu seperti
biji mata dan ginjal. Konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 25% dalam porsi
makanan sehari-hari dari total kebutuhan energi. Sumber lemak antara lain:
daging, susu, telur, mentega dan minyak tumbuhan (Wahyuni, 2008).
4. Vitamin
Dibutuhkan untuk memperlancar
proses biologis dalam tubuh. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran
prematur dan bayi berat lahir rendah (Sophia, 2009). Oleh karena itu, bisa
diberikan suplemen vitamin A dosis rendah pada ibu hamil (tidak lebih dari 2500
IU per hari) (Sophia, 2009).
Selain itu, dibutuhkan pula
vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian
protein tubuh dan vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah
merah (Wahyuni, 2008). Vitamin B12 penting sekali bagi tumbuh kembang janin dan
berfungsinya sel-sel sumsum tulang, sistem persarafan dan saluran cerna
(Arisman, 2004).
Vitamin C merupakan antioksidan
yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen
dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya disarankan
mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Sumber vitamin C dari makanan seperti
tomat, jeruk, strawberry, jambu biji, dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C
juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga dapat mencegah anemia
(Sophia, 2009).
Vitamin D untuk membantu
penyerapan kalsium dan bahan dasar pembentukan tulang dan gigi janin (Wahyuni,
2008). Kekurangan vitamin D selama hamil dapat menimbulkan gangguan metabolisme
kalsium pada ibu dan janin. Perhatian khusus perlu diberikan pada masyarakat
yang tidak minum susu, misalnya kelompok vegetarian. Maka perlu diberi
suplementasi kalsium sebanyak 5-10 g per hari (Arisman,
2004). Sumber vitamin antara lain: sayuran, buah dan susu (Wahyuni,
2008).
5. Kalsium
Ibu hamil dan bayi membutuhkan
kalsium untuk untuk menunjang tulang dan gigi serta persendian janin (Wahyuni,
2008). Selain itu, kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah
berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal
saraf, kontraksi otot, dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak
tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang
ibu (Sophia, 2009). Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis.
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg per hari. Sumber kalsium
dari makanan diantaranya produk susu seperti ikan teri, susu, keju dan yogurt.
Tablet kalsium dari puskesmas atau klinik juga bisa membantu terpenuhinya
kebutuhan kalsium. Kekurangan kalsium selama hamil akan meningkatkan tekanan
darah ibu meningkat. Asam folat dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan sel,
memproduksi heme (salah satu zat pembentuk hemoglobin), pertumbuhan
saraf dan tulang belakang serta otak janin (Kismoyo, 2005).
6. Zat Besi
Zat besi dibutuhkan untuk
memproduksi hemoglobin (protein di sel darah merah yang berperan membawa
oksigen ke jaringan tubuh). Selama kehamilan, volume darah bertambah untuk
menampung perubahan tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Hal ini menyebabkan
kebutuhan zat besi bertambah sekitar dua kali lipat. Jika kebutuhan zat besi
tidak tercukupi, ibu hamil akan mudah lelah dan rentan infeksi. Risiko
melahirkan bayi tidak cukup umur dan bayi dengan berat badan lahir rendah juga
lebih tinggi. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil yaitu sekitar 56 mg sehari
(Almatsier, 2003).
Kebutuhan akan zat besi erat
kaitannya dengan anemia (kekurangan sel darah merah), sebagai bentuk adaptasi
adanya perubahan fisiologis selama kehamilan yang disebabkan oleh:
- Meningkatnya
kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
- Kurangnya
asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
- Adanya
kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita. Sehingga tidak
mampu menyuplai kebutuhan zat besi atau mengembalikan persediaan darah yang
hilang akibat persalinan sebelumnya (Wahyuni, 2008).
Sumber : Blog Kesehatan Masyarakat
Lihat Artikel Asli di http://tomat1610.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
Berikan Komentar Anda Agar Menjadi Lebih Baik