Sunday 4 September 2011

Laporan PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

1.Teknik Isolasi Kultur Murni
2. Teknik Transfer Kultur






OLEH









PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2011

ACARA 7
TEKNIK ISOLASI KULTUR MURNI

A. TUJUAN
Mempelajari prosedur inolkulasi untuk memisahkan kultur campuran sehingga dapat diisolasi koloni diskret.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba. Klasifikasi media pertumbuhan mikrobila terangkum dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4 : Klasifikasi media pertumbuhan mikrobial
KLASIFIKASI NAMA/SEBUTAN CONTOH
Sumber Nutrien Alamiah Susu, kaldu
Buatan/Artifisial Campuran zat kimia
Keadaan Fisik Padat-Ireversibel Serum darah terkoagulasi
Padat-Reversibel Agar nutrien
Setengah padat Agar lunak
Cair Kaldu nutrien
Komponen Kimiawi penyusun Kompleks (komposisi “unknown”) Agar nutrien
Kimiawi-Sintetik (komposisi “known”) Amonium sulfat, medium garam, glukosa.
Persyaratan nutrisi bakteri Enrichment Media (media diperkaya) Kaldu Infusi Jantung
Differential media (Media diferensial) Agar Eosin-biru metilen
Selected Media (media terpilih) Agar deoksikolat
Test Media (media uji) Media uji Vit B12

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi.
Kultur murni adalah kultur yang hanya mengandung satu jenis mikroorganisme. Kultur murni ini diperoleh dar hasil pemisahan populasi campuran dengan serangkaian teknik tertentu. Koloni terpencil yang tumbuh pada media umum seperti NAP, diambil dan dikultur pada pada media NAS barulah setelah itu didapatkan kultur murni.
Koloni merupakan masa pertumbuhan mikroorganisme secara makroskopis dapat terlihat pada permukaan medium padat, masing-masing menunjukkan multifikasi dari satu organism. Teknik umum yang digunakan untuk isolasi koloni diskret harus dilakukan pengulangan inokulum. Dengan pengurangan tersebut, inokulasi berikutnya , sel akan terpisah cukup jauh dari sel lainnya pada permukaan medium agar sehinga terbentuk spesies berbeda akan terpisah. Beberapa teknik isolasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Metode ‘stake plate’ mrupakan metode isolasi kulitatif yang dapat dilakukan dengan cepat. Perlu dilakukan teknik pengenceran dengan menggunakan ujung jarum inokulasi built untuk membantu menyebarkankultur pada permukaan medium.
2. Teknik ‘spread plate’ membutuhkan campuran mikroorganisme yang diencerkan sebelumnya. Selama inokulasi sel-sel akan terpisah ke seluruh permukaan medium padat dengan menggunakan batang kaca berujung L sedang cawan petri diputar menggunakan suatu alat’lazy-susan’.
3. Teknik ‘pour plate’ membutuhkan pengenceran seri adri kultur campuran dengan menggunakan jarum inokulasi/pipet. Inokulum yang diencerkan kemdian ditambahkan kedalam medium agar yang telah dicairkan di dalam cawan petri, kocok kemudia dibiarkan membeku.
C. ALAT DAN BAHAN
a. Peralatan: Jarum inokulasi berujung bulat, Bunsen
b. Bahan: Kultur campuran bakteri hasil isolasi, medium agar plate(NAP).


D. CARA KERJA
1. Mengambil salah satu koloni bakteri dari kultur campuran hasil isolasi dengan menggunakan jarum inokulasi berujung bulat.
2. Menggesekkan kutur yang terdapat pada ujung jarum inokulasi berujung bulat pada area 1 di atas permukaan agar. Pijarkan dan dinginkan jarum dan goreskan beberapa kali tegak lurus dengan permukaan area 1.
3. Memijarkan dan mendinginkan kembali jarum, memutar cawan petri 900, menyentuhkan jarum pada ujung area 1 dan digoreskan beberapa kali pada area 2. Jarum tidak boleh menyentuh area 1.
4. Memijarkan dan mendinginkan kembali jarum, memutar cawan petri 900, menyentuhkan jarum pada ujung area 2 dan digoreskan beberapa kali pada area 3. Jarum tidak boleh menyentuh area 2.
5. Tanpa memijarkan jarum, memutar cawan petri 900, sekarang gesek kultur dari depan area 3 dan memotong area 4 dengan menggunakan gesekan yang lebih lebar. Jarum harus tidak menyentuh gesekan sebelumnya, pemijaran jarum bertujuan untuk menjarangkan kultur sehingga beberapa organisme yang tergesek pada setiap area menghasilkan pemisahan yang diinginkan.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan
Dari hasil kultur yang dilakukan pada minggu sebelumnya didapatkan pertumbuhan bakteri sebagai berikut:
1.Pada media NAP



2. pada media NB





3. Pada media NAS

Koloni yang tumbuh pada media diatas dimurnikan ke media NAP dengan teknik sebagai sebagai berikut:


Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C didapatkan pertumbuhan koloni sebagai berikut:



2. Pembahasan
Isolasi kultur murni merupakan tindakan lanjutan dari kultur bakteri sebelumnya. Teknik ini bertujuan unuk mendapatkan spesies murni dari kultur campuran. Bakteri yang tumbuh pada media NAP terdiri dari berbagai macam bakteri dengan morfolgi kolioni yang berbesa-beda. Maka untuk memisahkannya dilakukan teknik isolasi kultur murni. Bakteri yang diisolasi diusahakan dari koloni yang terpencil yang kemudian koloni tersebut ditanam pada media NAP dengan teknik tertentu. Selain itu dapat digunakan media NAS dan NB untuk memperbanyak jumlah bakteri atau sekaligus sebagai cadangan apabila koloni pada median NAP rusak.
Teknik isolasi yang dilakukan harus dilakukan secara aseptik. Misalnya tangan menggunakan sarung tangan dsiposibel atau tangan di desinfeksi dengan alcohol 70% agar bakteri pada tangan tidak mencemari bakteri yang diisolasi.Pada saat melakukan isolasi sebaiknya menggunakan masker agar bakteri dari saluran pernafasan tidak ikut tumbuh pada media atau pada saat isolasi diusahakan jangan berbicara atau mengarahkan nafas ke media.
Hal yang sangat berperan dalam teknik isolasi ini adalah sterilitas jarum ose yang dipakai. Oleh karena itu pada saat atau sesudah menggunakan ose harus dibakar diatas lampu Bunsen sampai ose tersebut berpijar kemerahan. Jika hal ini tidak dilakukan dengan baik maka dapat menyebabkan akibat yang fatal dalam isolasi bakteri.
Dari hasil percobaan bakteri yang diharapkan tumbuh pada keempat bagian pada cawan petri, ternyata tumbuhnya hanya pada dua bagian saja. Hal ini disebabkan pada saat akan menggores pada pada bagian ketiga ose yang digunakan terlalu panas(tidak didinginkan0 yang berakibat tidak tumbuhnya bakteri pada bagan tersebut. Tidak tumbuhnya koloni bakteri pada bagian tersebut disebabkan karena bakteri yang akan diisolasi telah mati oleh pemanasan.
Secara umum pertumbuhan bakteri cukup bagus, walaupun pada bagian 3 dan 4 tidak tumbuh koloni bakteri. Maka untuk tindakan selanjutnya koloni yang digunakan adalah koloni yang terpencil atau koloni yang terpisah seperti ditunjukkan pada hasil pengamatan diatas.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan adanya pertumbuhan oloni bakteri pada media NAP pada bagian 1 dan 2. Koloni yang tumbuh pada bagian tersebut terpisah dengan baik sehingga dapat digunakan untuk inolkulasi pada media berikutnya.Tidak tumbuhnya koloni pada area 3 dan 4 adalah akibat kesalahan teknik pada saat penyebaran bakteri pada media NAP.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Mikrobiologi dan Lingkungan.http://sumarsih07.files.wordpress.com/2008/11/vii-mikroba-dan-lingkungan.pdf
Anonim, 2008.Dunia pertumbuhan mikrobiologi .http://dunia-mikro.blogspot.com/2008/08/media-pertumbuhan-mikroorganisme.html
Anonim, 2010. Media pertumbuhan Mikroba file:///D:/tugas%20S2 /semester% 202/praktikum %20 bio/Just%20Wanna%20Share%20Knowledge%20%20%20MENGENAL %20MEDIA% 20PERTUMBUHAN%20MIKROBIAL%20%20%20October%20%20%202006.htm
Garbutt, J., 1997. Essensial of food Microbiology. London: Arnold
Soelistya, Dwi, D.J., dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Biologi. Mataram: Universitas Mataram
Brock,T.D. Madigan, M.T.,Martinno, J.M., Paker, J,,Biologi of Mikrooragism. New Jersey : Prentice Hall.

















ACARA 8
TEKHNIK TRANSFER KULTUR
A. TUJUAN
Memperkenalkan tekhnik aseptik memindahkan dan mengambil mikroba untuk subkultur
B. TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme dipindahkan dari satu media ke media lainnya melalui subkultur. Teknik ini merupakan dasaryang penting digunakan secara utin untuk menyiapkan dan menjaga kultur stok dan uji mikrobiologi.
Sub kultu dari kultur cair dapat di transfer ke medium cair seperti Kaldu, Selain itu kultur cair juga dapat ditrasfer ke mdium padat seperti agar miting, agar tegak dan agar plate. Sub kultur padat juga dapat ditransfer ke medium cair dan medium padat. Macam macam media pertumbuhan bakteri adalah sebagai berikut:
1. Medium berdasarkan sifat fisik
a) Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat.
b) Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada mediaNitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
c) Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth)
2. Medium berdasarkan komposisi
a) Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.

b) Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
c) Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar,
C. ALAT DAN BAHAN
a. Peralatan; Jarum inokulasi, Bunsen
b. Bahan: Tabung kultur stok, tabung kultur baru
D. CARA KERJA
1. Jarum inokulasi harus selalu disterilkan dengan cara memijarkan di atas bagian terpanas dari lampu Bunsen hingga membara. Jika sudah dipijarkan jarum inokulasi harus selalu dipegang dan dibiarkan mendingin selama 10-20 detik. Tabung kultur stok dan tabung yang akan diinokulasi dipegang dengan posisi membentuk huruf V.
2. Sumbat tabung pertama dibuka dengan kelingking dan sumbat tabung kedua jari tangan berikutnya, tidak boleh diletakkan pada meja kerja dan dipegang dengan tangan yang memgang jarum inokulasi. Setelah sumbat tabung dibuka dengan cepat kedua leher tabung dilewatkan di atas nyala api Bunsen, jarum inokulasi didinginkan dengancara disentuhkan pada bagian dalam dinding tabung kultru sebelum mengambil sedikit sampel inokulum.
3. Bergantung pada medium, jarum inokulasi berujung bulat digunakan untuk memindahkan sampel dari medium cair dan medium padat dengan cara menyentuhkan ujung jarum pada daerah pertumbuhan mikroorganisme tanpa menggores medium agar. Jarum dengan ujung lurus selalu digunakan pada inokulasi ke medium agar tegak baik dari medium cair maupun medium padat.
4. Sel yang menempel pada jarum inokulasi digesekkan pada medium agar miring dengan bentuk lurus atau zig-zag. Jika pada medium cair jarum inokulasi digoyangkan sehingga sel-selnya lepas. Untuk menginokulasi medium agar diri jarum inokulasi berujung lurus ditusukkan ke dasar tabung.
5. Setelah inokulasi, leher tabung dipanaskan kembali dengan melewatkan di atas nyala api dan tabung dipasang kembali.
6. Jarum inokulasi dipijarkan kembali untuk mematikan mikrooganisme yang masih tertinggal.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil pengamatan
Transfer kultur adalah tindakan lanjutan dari isolasi kultur murni, dimana koloni yang tumbuh pada kultur murni di transfer secara aseptik ke media berikutnya yaitu NAS. Media yang dipilih untuk ditransfer adalah media yang terbaik dari sekian media yang dikultur.


Berikut ini adalah dokumentasi dari teknik transfer kultur yang dilakukan dalam lemari steril(septic cabinet)


b. Pembahasan
Transfer kultur pada media Nutrien agar slant bertujuan untuk memperbanyak bakteri yang telah diisolasi dari kultur campuran. Teknik transfer dilakukan secara aseptic. Pada percobaan transfer kultur dari media NAP ke media NAS dilakukan dalam septic cabinet dengan harapan bakteri yang tumbuh nantinya pada media NAS hanyalah bakteri yang telah diisolasi dan bukan bakteri pencemar lainnya yang berasal dari lingkungan ataupun dari anggota tubuh praktikan.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah tidak tumbuhnya bakteri pada media NAS adalah dengan melakukan teknik yang benar dalam transfer kultur. Misalnya ose setelah dipijarkan jangan langsung dipakai untuk mengambil bakteri , tetapi harus didinginkan terlebih dahulu sekitar 10-20 detik baru kemudian digunakan untuk mentransfer bakteri dari media NAP ke media NAS.
Memijarkan ose diatas Bunsen harus sampai merah sekali untuk mencegah tumbuhnya bakteri yang tidak diharapkan tumbuhnya pada media NAS. Bakteri yang tumbuh pada media NAS inilsh nantinya yang menentukan pada hasil identifikasi terhadap suatu jenis bakteri tertentu. Dari media NAS ini nantinya akan dilakukan pewarnaan sehingga dapat diamati morfolgi bakteri yang tumbuh pada media apakah berbentuk bulat, batang dan spiral dan juga apakah termasuk bakteri gram positif ataukah bakteri gram negatif. Dari media ini juga bias diambil koloni untuk uji katalase dan uji IMVIC MUTSI untuk identifikasi jenis spesies bakteri yang dikultur.
Dengan mengetahui kegunaan dari media NAS yang sangat vital dalam identifikasi mikroorganisme maka diharapkan dalam melakukan transfer kultur murni ke media ini dilakukan seakseptik mungkin agar didapatkan bakteri yang benar-benar diharapkan tumbuh pada media atau bakteri yang ingin diidentifikasi.
F. KESIMPULAN
Pada percobaan telah dilakukan transfer kultur dari media NAP ke media NAS yang dilakukan secara aseptic di dalam lemari steril(septic cabinet). Media NAP yang dipilih untuk transfer kultur adalah yang pertumbuhan koloni pada media tersebut paling baik.














DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Mikrobiologi dan Lingkungan.http://sumarsih07.files.wordpress.com/2008/11/vii-mikroba-dan-lingkungan.pdf
Anonim, 2008.Dunia pertumbuhan mikrobiologi .http://dunia-mikro.blogspot.com/2008/08/media-pertumbuhan-mikroorganisme.html
Anonim, 2010. Media pertumbuhan Mikroba file:///D:/tugas%20S2 /semester% 202/praktikum %20 bio/Just%20Wanna%20Share%20Knowledge%20%20%20MENGENAL %20MEDIA% 20PERTUMBUHAN%20MIKROBIAL%20%20%20October%20%20%202006.htm
Garbutt, J., 1997. Essensial of food Microbiology. London: Arnold
Soelistya, Dwi, D.J., dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Biologi. Mataram: Universitas Mataram
Brock,T.D. Madigan, M.T.,Martinno, J.M., Paker, J,,Biologi of Mikrooragism. New Jersey : Prentice Hall.




Lihat Artikel Asli di http://tomat1610.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Berikan Komentar Anda Agar Menjadi Lebih Baik