Sunday 26 February 2012

Filsafat Umum

FILSAFAT UMUM
I. PENGERTIAN FILSAFAT

1. Arti Istilah dan Rumusan Filsafat
Istilah filsafat bisa dilacak etimologinya dari istilah Arab falsafah, atau bahasa Inggris Philosophy yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia yang terbentuk dari dua akar kata : philen (mencintai) dan sophos (bijaksana), atau juga philos (teman) dan Sophia (kebijaksanaan). Jadi filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan. Secara terminologis, penulis menggunakan definisi filsafatsebagaiberikut : Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran / perenungan yang menyelidiki sekaligus mendasarisegalasesuatu yang berfokus pada makna di balik kenyataan/ teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
2. Objek Studi dan Metode Filsafat
Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada. “Ada” itu sendiri dapat dipilah dalam tiga kategori : tipikal/ sungguh-sungguh ada dalam kenyataan, ada dalam kemungkinan, ada dalam pikiran atau konsep.

3. Bidang Kajian Filsafat
a. Ontologi,
b. Epistimologi,
c. Aksiologi
II. CIRI-CIRI FILSAFAT
1.Kedudukanakatinggididalamnya,sehinggamerekatidakmautundukkepadaartiharfiahdarieks wahyuyang tidak sejalan dengan pemikiranfilosofis dan ilmiah. Mereka tinggalkanarti harfiahteks dan ambil artimajazinya, dengan lain kata mereka
tinggalkan arti tersurat dari nash wahyudan mengambil arti tersiratnya. Merekadikenal banyak memakai ta'wil dalammemahami wahyu.Karena itu aliran ini
menganut faham qadariah, yang diBarat dikenal dengan istilah free-will
and free-act, yang membawa kepadakonsep manusia yang penuh dinamika,baik dalam perbuatan maupun pemikiran.
2.Pemikiran filosofis mereka membawa kepada penekanan konsep Tuhan Yang
Maha Adil. Maka keadilan Tuhanlahyang menjadi titik tolak pemikiranteologi mereka. Keadilan Tuhan membawa mereka selanjutnya kepada
keyakinan adanya hukumal am ciptaanTuhan, dalam al-Qur'an disebutSunnatullah, yang mengatur perjalananapa yang ada di alam ini. Alam iniberjalan menurut peraturan tertentu,dan peraturan itu perlu dicari untukkepentingan hidup manusia di dunia ini.

III. CABANG-CABANG FILSAFAT
a. Metafisika studi tentanag sifat yang terdalam dari
kenyataan / keberadaan. Persoalan-persoalan metafisis dibedakan menjadi
tiga yaitu persoalan ontologism,persoalan kosmologis, dan persoalan
antropologis.
b. Epistemologi Berarti ilmu tentang pengetahuan,
mempelajari asala muasal / sumber,pengetahuan, yang kesemuanya bisa
dikembalikan untuk menjawabpertanyaan : “Apa yang dapat saya ketahui?”.
c. Logika
Berarti ilmu, kecakapan, alat untuk
berpikir secara lurus.
d. Etika (Filsafat Moral) Objek material etika adalah perbuatan
atau perilaku manusia secara sadar dan
bebas.
e. Estetika (Filsafat Keindahan)




Filsafat secara Umum
A. Latar Belakang
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang sering terkait, baik secara substansial maupun hisfories karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadapan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunnai dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang lebih domain. Dengan filsafat, pola pikir yang selalu tergantung pada rasio. Kejadian seperti gerhana tidak lagi di anggap sebagai kegiatan dewa yang tertidur, tetapi merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan dan bumi berada pada garis yang sejajar. Sehingga bayang-bayang bulan menimpa sebagian permukaan bumi.


Perubahan dari pola pikir mite-mite kerasio membawa implikasi yang tidak kecil. Perubahan yang mendasar adalah di temukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah. Yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik alam semesta maupun manusia sendiri. Dari penelitian alam semesta dan manusia, munculkah ilmu-ilmu seperti astronomi, kosmologi, fisika, kimia, biologi, psikologi, sosiologi, dan lainnya. Ilmu-ilmu tersebut kemudian menjadi lebih terspesialisasi dalam bentuk yang lebih khusus lagi dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaatnya.

PENGERTIAN FILSAFAT

Pengertian filsafat dapat di tinjau dari dua segi yakni secara etimologi dan terminologi:
1. Arti secara etimologi
Kata filsafat dalam bahasa arab adalah falsafah yang dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah philosophy adalah bersal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yag berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijakasanaan (Wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love ofwisdom). Seorang filsafat adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan.
2. Arti terminologi
Arti terminologi maksudnya arti yang di kandung oleh istilah-istilah stemen “filsafat”.
• Menurut plato, filsafat adalah pengaturan yang terminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
• Menurut Aristoteles filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang tekadang di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik dan estetika (filsafat keindahan).
• Hasbullah Bakry, ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai keutuhan alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya telah di capai pengetahuan itu.
Adapun ahli Mudhofir (1996) memberikan arti filsafat sangat beragam:
- Filsafat sebagai suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta, sikap secara filsafat adalah sikap menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran dan selalu tersedia menunjau suatu problem dari semua sudut pandang.
- Filsafat sebagai suatu metode artinya cara berpikir secara reflektif (mendalam), penyelidikan yang menggunkan alasan, berpikir secara hati-hati dan teliti.
- Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh mencoba menggantungkan beberapa kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pedagang dunia yang konsisten.
Jadi dari batasan-batasan di atas tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya.

OBJEK FILSAFAT

Filsafat adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penentuan untuk pembentukan pengetahuan yang di bedakan menjadi dua yaitu: objek material dan objek formal.
Objek material filsafat
Objek material yaitu suatu yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau objek material yaitu hal yang diselidiki di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu.
Objek formal filsafat
Objek formal filsafat yaitu sudut pandangan yang menyeluruh secara umum sehingga dapat mencapai hakikat dari objek materialnya. Jadi yang membedakan filsafat dengan ilmu-ilmu lain terletak dalam objek material dan objek formalnya. Jika dalam ilmu-ilmu lain, objek materialnya mambatasi dari apapun pada objek formalnya membahas objek materialnya itu sampai ke hakikatnya untuk esensi dari yang di hadapinya.


METODE FILSAFAT

Kata metode berasal dari kata Yunani methods, sambungan kata depan meta (ialah menuju, melalui, mengikuti, sesudah) dan kata benda hodos (ialah jalan perjalanan, cara, arah, kata methodos sendiri berarti penelitian. Metode ilmiah, hipoteses ilmiah, uraian ilmiah. Metode inilah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.
Runes dalam dictionary of philosophy sebagaimana di kutip oleh Anton Bakker menguraikan sepanjang sejarah filsafat telah di kembangkan sejumlah metode-metode filsafat yang berbeda yang dapat di susun menurut garis histories sedikitnya ada 10 metode, yaitu:

1. Metode kritis: Socrates, Plato
analisis istilah dan pendapat yang menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan dengan jalan bertanya, membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak akhirnya di temukan hakikat.
2. Metode intuitif: Plotinus, Bergson
Dengan jalan instrospeksi dan dengan pemakaian simbol-simbol di usahakan pembersihan. Intelektual (bersama dengan persucian moral), sehingga tercapai suatu penerangan pikiran.
3. Metode skolastik: Aristoteles, Thomas Aqinas, filsafat abad pertengahan.
Metode ini cenderung bersifat sintesis-deduktif, dengan bertitik tolak dari defenisi-defenisi atau prinsip-prinsip yang jelas dengan sendirinya, di tarik kesimpulan-kesimpulan.
4. Metode Geometris: Rene decscarter dan pengikutnya.
Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks, di capai intuisi akan hakikat-hakikat sederhana (ide terang dan berbeda dari yang lain); dari hakikat-hakikat itu di dideduksikan secara matematis segala pengertian lainnya.

STRUKTUR KAJIAN FILSAFAT

Relasi Antara Pengetahuan, Filsafat dan Agama
Manusia di lahirkan dengan tanpa memiliki pengetahuan, hanya saja Tuhan menganugerahkan akal pikiran dan panca indra kepada manusia. Dengan ini pula, manusia dapat memperoleh pengetahuan. (Q. S Al Nahl: 78). Islam sendiri menyuru umatnya agar selalu mencari pengetahuan sejak kita masih dalam buaian ibu sehingga ajal menjemput nyawa. Karena dalam pengetahuan ilmiah manusia dapat berinteraksi dengan alamnya.
Sepanjang sejarah, manusia tidak akan pernah lepas dari usaha untuk menundukan alam dengan menggunakan akal pikirannya. Makin lama pengalaman dan pengetahuan manusia semakin meluas sehingga ia pun lebih mampu membedakan dan memanfaatkan berbagai benda yang berada di kelilingnya. Ketika ia melihat dua batu yang saling berbenturan kemudian menimbulkan titikan api, manusia berpikir bahwa batu dapat di gunakan untuk menerangi 902-902, namun bersama dengan perputaran waktu manusia mulai mengetahui bahwa batu yang berbenturan dengan benda tertentu menimbulkan keretakan misalnya, manusia primitif pun berpikir bahwa batu dapat di gunakan sebagai alat untuk berburu, sebagai senjata dan lain sebagainya.
Bagi mansusia primitif, pikiran mereka barangkali masih di bayang-bayangi dengan pikiran mistis, namun setidaknya dengan melihat fenomena alam, manusia telah berpikir untuk menafsirkan berbagai gerakan dan kehidupan di alam raya sesuai dengan kemampuan mereka saat itu. Mereka juga berpikir bagaimana ia berinteraksi dengan alam sekitarnya. Manusia primitf percaya bahwa gerakan di alam ini ada yang mengatur sebagaimana yang mereka pahami. Dari sini berkembang kepercayaan animisme, dinamisme dan peganisme dalam masyarakat primitif.
Bersama dengan putaran waktu, pengetahuan manusia primitif semakin bertambah. Mereka mulai berpikir bahwa sesuatu yang dulu dianggapnya sebagai Tuhan ternyata tidak mampu memberikan sosuli terhadap berbagai masalah yang sedang mereka hadapi. Indah dan teratur ini tidak mungkin di ciptakan dari banyak Tuhan. Dari sini manusia mulai percaya bahwa di sana hanya ada satu tuhan saja.
Semakin lama pengetahuan manusia pun semakin meluas. Sehingga satu persatu pengetahuan dapat berdiri sendiri secara tematis, perlahan-lahan, pengetahuan mulai menjadi sebuah ilmu yang memiliki berbagai cabang sesuai denan tema dan tujuannya masing-masing. Dari sini berkembanglah ilmu filsafat yang dapat menilai sesuatu secara lebih menyeluruh dan logis. Ilmu pun berkembang dengan filsafat dan hal ini dapat di manfaatkan manusia untuk mengimbangi kebutuhan mereka dalam berinteraksi dengan realitas. Dengan ini pula peradapan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan pengetahuan manusia.

PENUTUP

Manusia mulai dengan berfilsafat, bila ia berpikir dengan teliti dan teratur untuk memecahkan problem-problem dan memandang permasalahannya dari sudut yang hakiki. Maka dari itu pada hakekatnya. Filsafat mengemukakan pandangan-pandangan yang bersifat akar dari ilmu yang lain. Namun disamping itu antara ilmu filsafat dan ilmu-ilmu lain terdapat kesamaan-kesamaan sifat, yaitu bahwa semuanya tertarik pada pengetahuan dan masing-masing adalah lapangan yang mengadakan pemeriksaan dan penemuan, mempunyai objek, metode penelitian dan sistem.
Pengertian Filsafat
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
Para filsuf memberi batasan yang berbeda-beda mengenai filsafat, namun batasan yang berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi.Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segalabenda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all thearts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
Harold H. Titus (1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
Bertrand Russel: Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
Dari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut. Lihat Artikel Asli di http://tomat1610.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Berikan Komentar Anda Agar Menjadi Lebih Baik